Lebaran, Reunian, dan Makna Kesuksesan.

Source by Google

Idul fitri atau lebaran merupakan moment yang pas untuk mengadakan acara temu kangen atau reuni. Alasan utamanya adalah libur yang cukup panjang, yang memungkinkan banyak orang untuk pulang ke kampung halaman karena tanggal merah yang berurutan. Selain itu indahnya silaturahmi yang lekat dengan moment idul fitri juga menjadi alasan tepat untuk mengadakan acara reuni.Lama tak jumpa kawan, ingin bernostalgia, dan bercengkrama dengan teman seusia adalah faktor penarik yang membuat acara reuni di moment idul fitri ini semakin digemari.Terlepas dari segala alasan dan tujuan acara reuni marilah kita mencoba melihat dari sudut pandang yang lain. Sisi lain di balik acara reuni.

Sebut saja namanya Hengki..(53tahun) panitia reuni ALUMNI SMP angkatan 80. sosok yang bossy waktu jaman sekolah dulu. Pernah sukses dan bekerja di sebuah perusahaan besar, namun karena suatu hal dia harus pulang, meninggalkan perusahaan dan kesuksesanya di kota. Memulai lagi karirnya dari nol, merintis usaha di kampung halaman. Demi menjaga image nya di hadapan kawan kawan dia menyewa sebuah mobil untuk hadir di acara reunian. Secara orang-orang sudah terlanjur menganggap dia pengusaha sukses di kota, panitia reuni lagi… masa datang naik motor. Di tempat reuni Hengki sibuk sekali kesana kemari menyapa sana sini, dan memastikan acara bejalan sebagaimana seharusnya. Puas sekali dia melihat semua yang datang tersenyum senang.

Adalah dia Aryani (52tahun), mendapat undangan acarai reuni ALUMNI SMP angkatan 80. Gembira sekali dia, sudah terbayang nanti dia akan bertemu kawan2 lamanya. Meskipun dia hanya seorang ibu rumah tangga biasa, tak terpikir olehnya rasa minder dan malu bertemu kawan lamanya yang sukses dalam karirnya. Dengan penuh percaya diri dia datang ke sekolah yang tak jauh dari rumahnya untuk menghadiri acara reuni dengan mengayuh sepeda. Sebenarnya dia punya sebuah sepeda motor dan bisa pula mengendarainya, tapi putrinya melarang, karena takut jalanan ramai. Tak ingin membuat putrinya khawatir, Aryani pergi naik sepeda. Andai dia mau menghubungi kawan-kawannya bisa saja dia minta untuk dijemput, tapi Aryani bukanlah tipe orang masakini yang bergantung dengan aplikasi, baik Whatsap maupu BBM. Jadi pilihannya hanya jalan kaki atau naik sepeda, begitu saja. Sampai di tempat reuni, kawan kawanya menyambutnya dengan hangat. Aryanipun terlihat sangat menikmati acara reuni ini. Dia menjadi dirinya apa adanya, jujur dan tanpa beban. Termasuk jika ada kawan yang bertanya ” sekarang di mana?” Sia jawab enteng ” di rumah aja momong cucu”

Selanjutnya sebut saja namanya Lia(54thun). Semasa sekolah dia terhitung anak yang kurang pandai. Namanya hampir selalu ada di lima besar rangking terakhir di kelasnya. Pernah tidak naik kelas, pernah juga tidak lulus. Karena pernah tidak kelas dan tidak lulus ini lah dia menjadi punya teman lebih banyak, angkatan 80 ini adalah angkatan Lia lulus bersama adik-adik kelasnya. Liapun gembira dan antusias sekali menghadiri acara reuni ini, terpikir olehnya nanti dia akan bertemu teman-teman yang seru yang dulu membantu dia semasa sekolah sehingga dia bisa lulus. Lia memang tak terlalu pintar tapi suratan nasib membawanya menjadi seorang PNS, mungkin ini hadiah dari ketulusan dan keluguannya dalam bekerja srbagai seorang guru TK. Cita-citanya memang tak muluk-muluk, sesederhana pemikirannya. Suami Lia adalah temannya sewaktu SMP dulu. Namanya Rahman (54tahun). Sewaktu sekolah Rahman tak terlalu mengenal Lia, wajarlah Rahman lebih sering bergaul dengan teman-teman kelas atas seperti Hengki. sementara Lia lebih sering bergaul dengan Aryani, yang baik hati sederhana dan sering membantunya. Dikenal sebagai anak dari seorang guru di SMP tempat dia bersekolah, membuat Rahman banyak disegani teman. Namun suratan takdir berkata lain. Ayah Rahman meninggal sewaktu dia duDuk di bangku SMA. Tentu saja ini berdampak pada perekonomian keluarga. Rahman tak bisa meneruskan pendidikan ke jenjang lebih tinggi, bekerja serabutan untuk memenuhi kebutuhan. Hingga akhirnya bertemu dan menikah dengan Lia, perempuan yang dulu tak pernah dia lirik sewaktu masih sekolah di SMP.

Rahman tak seperti Lia, dia tak mau datang ke acara reuni meskipun Hengki mengajaknya berkali-kali. Meski begitu Rahman tak melarang Lia untuk datang. Rahman tak se PD Lia. Dia berpikir apa yang bisa dia banggakan dengan pekerjaaannya sekarang yang hanya seorang cleaning servis. Meskipun Lia istrinya seorang PNS tetap saja dia minder bertemu teman-temannya.  Dia merasa malu jika teringat dulu dia begitu bossy dan memandang sebelah mata pada teman-temannya di kelas menengah ke bawah. Padahal teman-teman yang dulu prihatin itu sekarang menjadi orang-orang yang sukses dalam karirnya, begitu pikir Rahman. Bahkan Aryani teman Lia yang dulu dia anggap sangat lugu, menurut Rahman dia terhitung sukses. Karena meskipun dia ibu rumah tangga biasa tapi suaminya seorag tentara.
Begitulah kesuksesan versi Hengki, Aryani, Lia dan Rahman. Bagi Hengki orang sukses itu yang bisa bawa mobil ke tempat reuni, bagi Rahman sukses itu kalau punya karir yang bagus. Dan bagi Aryani dan Lia, entah sukses itu seperti apa, tapi yang jelas dia nyaman dengan hidupnya. Kalaupun dia belum termasuk orang yang sukses, maka di acara reuni itu mereka berharap bisa bertemu dengan kawan-kawan yang sudah sukses secara karir, pendidikan dan yang lain. Tak masalah jika mereka berdua dianggap yang karirnya paling tidak ada apa-apanya, toh dari jaman sekolah dulu memang sudah biasa di level bawah. Lagipula mereka berdua bahagia dengan hidupnya, dan keluarganya. Sungguh tak ada beban, hanya ingin bertemu kawan.

Kesuksesan sejatinya tidaklah hanya diukur dengan banyaknya materi, jabatan tinggi, dan hal hal lain urusan duniawi. Kesukseksan  adalah kemenagan pelaku kehidupan menjalani takdir Tuhan dengan sebaik-baik penerimaan. Ikhlas dan penuh rasa syukur. Tidak perlu ragu datang ke acara reuni, kalau hidup kita tak semewah yang lain. Toh kita yang merasakan orang lain hanya jadi penonton dan komentator. Aryani, Lia, Rahman maupun Hengki, tanpa segala karir dan materi yang mereka milikipun, sejatinya adalah orang-orang yang sukses jika mereka mensyukuri hidup yang mereka jalani. Pernah terjatuh dan bangkit dari keterpurukan, itupun sebuah kesuksesan. Karena tak sedikit orang mengakhiri hidupnya karena tak sanggup menerima kenyataan yang tak sesuai harapan, mereka gagal mempertahankan hidup yang harusnya dipertanggungjawabkan. Jika sampai hari ini seseorang masih hidup, dengan penuh rasa syukur kepada Yang Memberikan hidup maka itu adalah prestasi yang layak diapresiasi.

Jadi kalau dapat undangan reuni, tidak perlu ragu HADIRI, NIKAMATI, dan SYUKURI.

Dan satu lagi.. roda kehidupan itu berputar, jika hari ini berada di atas, maka gunakanlah kesempatan sebaik-baiknya dan bijaklah dalam memperlakukan teman yang berada di bawah, agar tidak menyesal di hari kemudian.

Source by google

 

Author:

Tidak banyak yang saya minta hanya sebuah pengertian saja..

8 thoughts on “Lebaran, Reunian, dan Makna Kesuksesan.

  1. Karena ukuran sukses hanya masalah sudut pandang.
    Kadang terlihat dia punya mobil, rumah besar dan gaji besar.
    Tapi di balik itu semua, dia punya banyak utang, tidak harmonis hubungan keluarganya dsbnya.
    🙂

    Liked by 1 person

    1. Iyaapp benerrr..apalagi kalau ada mantan yang dulu teman seangkatann..😱
      Tapi sebenernya dateng juga gpp bu nell kali aja ketemu jodoh di situ…lagian ngga baper waktu ketemu mantan juga adalah sebuah kesuksesan.🙊

      Like

Leave a comment